Daftar Wisata Museum di Jogja | Situs Tempat Sejarah

DAFTAR MUSEUM YANG ADA DI YOGYAKARTA ( 41 Museum Jogja ) :
Web : museumjogja.org/id

Museum Sonobudoyo
1. Museum Sonobudoyo adalah museum sejarah dan kebudayaan Jawa, termasuk bangunan arsitektur klasik Jawa. Museum ini menyimpan koleksi mengenai budaya dan sejarah Jawa yang dianggap paling lengkap setelah Museum Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Selain keramik pada zaman Neolitik dan patung perunggu dari abad ke-8, museum ini juga menyimpan beberapa macam bentuk wayang kulit, berbagai senjata kuno (termasuk keris), dan topeng Jawa.
Museum yang terletak di bagian utara Alun-alon Lor dari kraton Yogyakarta itu pada malam hari juga menampilkan pertunjukkan wayang kulit dalam bentuk penampilan aslinya (dengan menggunakan bahasa Jawa diiringi dengan musik gamelan Jawa). Pertunjukan wayang kulit ini disajikan secara ringkas dari jam 08.00-10.00 malam pada hari kerja untuk para turis asing maupun turis domestik.
꧋ꦩꦸꦱꦶꦲꦸꦩ꧀ꦱꦤꦧꦸꦢꦪ Museum negeri provinsi Yogyakarta
Unit I di Jl. Trikora 6 Yogyakarta 55122 Alun-alun Lor Keraton Yogyakarta
Buka
08.00 – 14.30 WIB (Selasa – Kamis); 08.00 – 11.00 WIB (Jumat)
08.00 – 13.00 WIB (Sabtu – Minggu)
Tiket :
Rp. 3.000 (dewasa), Rp. 2.500 (kelompok dewasa)
Rp. 2.500 (anak-anak), Rp. 2.000 (kelompok anak)
Rp. 5.000 (turis manca)
Menonton Pagelaran wayang orang Rp.20.000,-
Info : 0274 – 385664 (www.sonobudoyo.jogjaprov.go.id)
Museum Sonobudoyo Unit II (Museum Condrokiranan) mempunyai Ruang Serbaguna yang berkapasitas 500 orang yang dapat digunakan untuk tempat pernikahan dan sarasehan yang dilengkapi dengan AC, sound system, kursi lipat, meja seminar dan ruang transit berkapasaitas 15 orang.
Jl. Wijilan PB I/2A, Yogyakarta 55133 di Dalem Condrokiranan, Jl. Wijilan, Kota Yogyakarta
Buka 07.30 – 14.00 WIB (Senin – Sabtu)
Telp : 0274 – 373617


Museum Affandi
2. Museum Affandi adalah sebuah museum yang berisi karya-karya lukisan sang maestro bernama Affandi, ada sekitar 300 lukisan dipajang di museum tersebut.
Museum Affandi didirikan pada tahun 1974 oleh Affandi. Sebenarnya museum tersebut sudah dibuka untuk umum sejak tahun 1962, namun baru diresmikan tahun 1974 oleh Prof Ida Bagus Mantra, Direktur Kebudayaan Umum saat itu. Di kompleks seluas 3.500 meter persegi ini terdapat 3 buah galeri, satu tempat pembelian tiket, serta 2 studio dan bangunan rumah tinggal Affandi beserta keluarganya yang saat ini digunakan sebagai kafe.
Alamat : di Jl. Laksda Adisucipto No.167, Caturtunggal, Kec. Sleman, Kabupaten Sleman. sebelah barat Ambarukmo Plaza. (www.affandi.org)
Telp : (0274) 562593
Buka : 09.00 - 16.00
Tiket Rp. 10.000 (turis domestik); Rp. 20.000 (turis mancanegara)



Museum Wayang Kekayon
3. Museum Wayang Kekayon adalah museum mengenai wayang yang ada di kota Yogyakarta. Museum yang didirikan pada tahun 1990 ini memiliki koleksi berbagai wayang dan topeng serta menampilkan sejarah wayang yang diperkenalkan mulai dari abad ke-6 sampai abad ke-20. Wayang-wayang di dalam museum ini terbuat baik dari kulit, kayu, kain, maupun kertas. Sama halnya dengan museum Wayang di Jakarta, museum ini mempunyai beberapa jenis wayang, seperti: wayang Purwa, wayang Madya (menceritakan era pasca perang Baratayuda), wayang Thengul, wayang Klithik (mengisahkan Damarwulan dan Minakjinggo), wayang beber, wayang Gedhog (cerita Dewi Candrakirana), wayang Suluh (mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia), dan lain lain. Berkaitan dengan wayang Purwa, museum ini memiliki beberapa poster yang menggambarkan strategi perang yang dipakai dalam perang Baratayuda antara keluarga Pandawa dan Kurawa, yaitu: strategi Sapit Urang dan strategi Gajah.
Alamat : Jl. Raya Yogya – Wonosari No. 277 yogyakarta
Buka Pk. 08.00 – 15.00 (Setiap hari)
Tiket :
Rp. 7.000 (umum), Rp. 5.000 (pelajar),
Rp. 10.000 (turis mancanegara)
Telp :  0274 – 37905868151510811255151


Museum Ullen Sentalu
4. Museum Ullen Sentalu (Ulating Blencong Sejatine Tataran Lumaku) adalah museum yang menampilkan seni dan budaya jawa. Anda diajak untuk memasuki lorong waktu, menjelajahi ruang dan waktu dari masa klasik hingga masa kini. Di sana Anda akan melihat kehidupan empat kerajaan Mataram melalui koleksi syair, filosofi batik vorstendlanden, serta berbagai foto dan lukisan.
Anda akan mendapati bahwa keluarga kraton memang berpendidikan dan berselera tinggi, namun meeka tetap mengedepankan keharmonisan kebudayaan Jawa yang adiluhung. Ullen Sentalu berupaya agar Anda sebagai generasi masa kini yang modern juga menghargai kebudayaan Jawa. Walau kebudayaan Jawa adalah kebudayaan yang kompleks, Ullen Sentalu mengajak Anda untuk menjaga identitas kultural dengan cara Anda masing-masing.
Alamat : Jalan Plemburan No. 10 Sleman Yogyakarta Indonesia 55581
Buka Pk. 09.00 – 15.30 WIB (Selasa – Minggu)
Tiket :
Rp. 25.000,- (Turis Lokal & Mahasiswa Mancanegara)
US $ 5.00 (Turis Mancanegara)
Web : (www.ullensentalu.com)
Telp : (0274) 895161880158881743


Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala"
5. Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala"  merupakan museum yang dikelola oleh TNI Angkatan Udara dan menyajikan secara lengkap tentang sejarah penerbangan dan dunia aviasi di Indonesia. Di museum ini wisatawan bisa menyaksikan beragam koleksi alutista dan pesawat mulai dari pesawat sipil, pesawat tempur, hingga rudal TNI AU. Sebagai basecamp sekaligus kota kelahiran TNI AURI, Yogyakarta memiliki sebuah museum dengan koleksi kedirgantaraan yang paling lengkap di Indonesia. Museum tersebut adalah Museum Dirgantara Mandala. Beragam pesawat yang memiliki peranan penting dan pernah berjasa dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia disimpan di museum ini. Karena itu, Museum Dirgantara merupakan salah satu tempat yang wajib Anda datangi saat berkunjung ke Yogyakarta.
Berada satu lokasi dengan kompleks perumahan, perkantoran, dan pusat pendidikan TNI AU, Museum Dirgantara memiliki halaman berumput hijau yang sangat luas dan sejuk. Dulunya Museum Pusat TNI AU ini berlokasi di Jakarta, namun mengingat bahwa Yogyakarta adalah tempat kelahiran TNI AU maka museum pun dipindah ke kompleks Lanud Adisutjipto.
Alamat : Kompleks Landasan Udara Adisucipto, Jl. Kolonel Sugiono, Banguntapan, Yogyakarta, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Telp : (0274) 564466
Buka : 08.30 - 15.00


Museum Seni Lukis Kontemporer Nyoman Gunarsa
6. Salah satu alasan mengapa dibangun Museum Seni Lukis Kontemporer Nyoman Gunarsa adalah atas rasa prihatin yang dirasakan oleh Nyoman Gunarsa sebagai pelukis, ia merasa banyak pelukis hebat dan handal di Yogyakarta namun ruang atau tempat untuk menyimpan atau menampilkan karya mereka masih sangat terbatas. Oleh karena itu ia berinisiatif untuk mendirikan sebuah bangunan yang bisa menjadi representasi atas lukisan dan karya pelukis serta seniman Jogja.
Museum Seni Lukis Kontemporer Nyoman Gunarsa telah diresmikan pada tanggal 31 Maret 1989, jadi usia museum ini sudah cukup tua, namun bangunan serta koleksi lukisan yang ada di dalamnya masih tertata rapi dan menunjukkan betapa kayanya negeri Indonesia memiliki banyak seniman yang bisa berkarya lewat lukisannya. Museum Seni Lukis Kontemporer Nyoman Gunarsa banyak menampilkan karya lukisan yang kontemporer, salah satu lukisan yang dikenal adalah Subali-Sugriwa serta lukisan Spirit Hamengkuwbuwono IX.
Alamat : JL. Wulung 43, Condongcatur, Depok, Yogyakarta, 55283
Telp : (0274) 564330
NB : sekarang Museum ini dipindahkan ke Bali



Museum Benteng Vredeburg
7. Museum Benteng Vredeburg merupakan salah satu bangunan bersejarah pada jaman penjajahan Belanda yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I atas permintaan dari pemerintah Belanda pada tahun 1760. Benteng ini berbentuk bujur sangkar dan memiliki 4 bastion di setiap sudutnya. Nama ke-4 bastion tersebut adalah Jayaprayitna di sudut tenggara, Jayapurusa di sudut timur laut, Jayawisesa di sudut barat laut, dan Jayaprakosaning di sudut barat daya. Saat ini selain sebagai peninggalan bersejarah, Benteng Vredeburg juga digunakan sebagai museum di mana kita bisa belajar tentang sejarah Indonesia dalam bentuk diorama. Saat memasuki benteng ini akan terasa suasana jaman Belanda dengan arsitektur bergaya Eropa. Benteng ini dikelilingi oleh parit sehingga anda harus masuk ke benteng dengan melewati jembatan penghubung. Dari atas jembatan penghubung ini anda dapat melihat keindahan Kota Yogyakarta. Anda juga bisa melihat keindahan kota saat memasuki area menara pengawas yang ada di benteng ini. Tempat ini juga menjadi tempat favorit bagi para pengunjung untuk berforo ria.
Museum yang ada di Benteng Vredeburg menyajikan diorama yang menceritakan tentang sejarah Indonesia. Selain itu, terdapat banyak lukisan dan gambar serta benda-benda peninggalan bersejarah pada jaman penjajahan Belanda. Kalau anda mau berkeliling benteng maka anda dapat menyewa sepeda Onthel dengan harga sangat terjangkau yaitu membayar 5.000 rupiah saja.
Alamat : Alamat 0 km jogja Jl Jend A.Yani Ngupasan Gondomanan Yogyakarta
Buka
08.30 – 13.30 (Selasa – Jumat)
08.30 – 12.00 (Sabtu)
08.00 – 13.00 (Minggu)
Tiket : Dewasa Rp. 2.000 ; Anak-Anak Rp. 1.000
Web :  http://webmail.budpar.go.id
Email : bentengvredeburg@budpar.go.id


Museum/Monumen Pahlawan Pancasila
8. Museum / Monumen Pahlawan Pancasila monumen yang menjadi tanda penghormatan atas gugurnya dua perwira Angkatan Darat, Kolonel Katamso, dan Letnan Kolonel Soegiyono atas kekejaman PKI. Peristiwa pemberontakan G30 S/PKI merupakan noda sejarah hitam dan tragedi Nasional yang menimpa Bangsa Indonesia. Peristiwa ini ditandai dengan adanya penculikan dan pembunuhan kejam yang tidak berperikemanusiaan. Sembilan pejuang gugur dalam tragedi kelam ini, dua diantaranya gugur di Yogyakarta. Mereka ialah Komandan Korem 072/Pamungkas Brigadir Jendra TNI (Anm) Katamso dan Kas Rem 072/Pamungkas Kolonel Inf.(Anm) Soegijono Gugur.
Untuk mengenang peristiwa sejarah yang tidak boleh terulang kembali, dibangunlah  dua monumen, Monumen Pancasia Sakti Lubang Buaya di Jakarta dan Monumen Pahlawan Pancasila di Yogyakarta. Monumen Pahlawan Pancasila dibangun tepat di lokasi terjadinya peristiwa pembunuhan dua Pahlawan Revolusi tersebut.
Peristiwa ini kemudian diabadikan dalam bentuk relief yang menggambarkan kekejaman PKI, lubang kubur dua Pahlawan Revolusi. Monumen Pahlawan Pancasila dibangun dengan maksud agar generasi penerus bangasa mengenal sejarah perjuangan para tokoh revolusi dalam menegakkan Pancasila.
Atas perintah dari sekretaris Militer Kepresidenan, museum ini mulai dibangun pada tahun 1986, dan selesai pada tahun 1991. Museum ini  kemudian diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1991 oleh KGPAA Paku Alam VIII. Bangunan Monumen Pahlawan Pancasila bercorak arsitektur rumah tradisional Jawa (Joglo) di dalam bangunan itulah terdapat lubang tempat dikuburnya dua jenazah Pahlawan Revolusi.Museum ini mempunyai satu pendopo utama yang didalamnya terdapat lubang ditemukannya jenazah Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Soegiyono. Objek utama dan yang paling menarik dari Museum ini adalah lubang tempat jenazah Kolonel Katamso dan Letkol Soegiyono ditemukan. Kronologi terjadinya penculikan kedua perwira tersebut dan terjadinya pemberontakan PKI di madiun juga dapat dilihat pada relief yang terdapat pada di dinding museum. Koleksi lain yang terdapat dalam museum monumen pancasila adalah replika kendaraan yang digunakan saat penculikan, pengangkut jenazah, serta pakaian dan berbagai foto Kolonel Katamso, dan Letnan Kolonel Soegiyono.
Alamat : Jl. Pandega Sakti, Kentungan, Condongcatur, Depok, Sleman
Buka
08.00 - 13.00 (Selasa – Kamis)
08.00 - 11.00 (Jumat)
08.00 - 12.00 (Sabtu)
Tiket : Gratis
Telp :  0274 - 562319
Web : pancasila.museumjogja.org


Keraton Yogyakarta
9. Keraton Kasultanan Yogyakarta
Keraton Yogyakarta merupakan sebuah keraton yang didirikan oleh Kesultanan Yogyakarta. Kesultanan Yogyakarta sendiri pada awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Mataram yang terpecah menjadi dua: Kesunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Ada beberapa versi menganai sejarah keraton Yogyakarta. Berikut Sejarah Awal Keraton Yogyakarta.

Versi 1
Keraton Yogyakarta pada awalnya merupakan sebuah pesanggrahan yang bernama "Pesanggrahan Garjitwati". Ini adalah sebuah tempat pesanggrahan kuno untuk peristirahatan pada saat iring-iringan yang membawa jenazah raja-raja Mataram.

Versi 2
Awal mula Keraton Yogyakarta adalah sebuah mata air yang bernama "Umbul Pacethokan" yang terletak di hutan Beringan. Setelah Perjanjian Giyanti 1755, Sultan Hamenku Buwono I yang sebelumnya mendiami Pesanggrahan Ambar Ketawang membangun sebuah keraton di Umbul pacethokan sebagai pusat pemerintahan.

Sejarah Awal Keraton (Kerajaan Mataram)
Mataram didirikan oleh Ki Ageng Pamanahan. Tanah kekuasaan tersebut diberikan oleh Sultan Pajang pada tahun 1558 Masehi setelah Ki Ajeng Pamanahan berhasil mengalahkan musuhnya yaitu Aryo Penangsang.
Sebuah keraton di daerah Kota Gede dibangun pada tahun 1577 oleh Ki Ageng Pamanahan sebagai pusat pemerintahan hingga akhirnya beliau mangkat pada tahun 1584 sebagai pengikut Sultan Pajang.

Setelah Ki Ageng wafat, kekuasaan Mataram diteruskan oleh putera dai Ki Ageng Pamanahan yaitu Sutawijaya. Ternyata pengangkatan Sutawijaya sebagai penguasa baru Mataram adalah hal yang sangat fatal karena dia tidak mau tunduk kepada Sultan Pajang. Sutawijaya berniat menghancurkan Kasultanan Pajang untuk memperluas wilayah kekuasaan Mataram.

Akhirnya Sultan Pajang mengetahui niat tersebut dan memutuskan menyerang Mataram pada tahun 1587. Namun tak dapat disangka, pasukan Sultan Pajang yang berupaya menyerang Mataram ini terkena dampak letusan Gunung Merapi yang begitu besar pada saat itu, dan akhirnya menghancurkan seluruh pasukan Kesultanan Pajang. Berkat kejadian yang tidak diduga tersebut Sutawijaya & pasukan Mataram dapat selamat.

Satu tahun setelahnya, Mataram menjadi sebuah kerajaan & Sutawijaya menasbihkan dirinya sebagai Raja Mataram dengan gelar Panembahan Senopati, Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama yang berarti Panglima Perang & Ulama Pengatur Kehidupan Beragama. Mulai saat itu Kerajaan Mataram berkembang pesat menjadi sebuah kerajaan yang besar & menjadi penguasa Pulau Jawa yang besar dan disegani.

Setelah mangkatnya Panembahan Senopati pada tahun 1601 Raja Mataram selanjutnya digantikan oleh  puteranya yang bernama Mas Jolang dikenal juga dengan gelar Panembahan Seda ing Krapyak. Setelah wafatnya pada tahun 1613, Mas Jolang digantikan lagi oleh anaknya yaitu Pangeran Arya Martapura & dilanjutkan oleh kakaknya yakni Raden Mas Rangsang yang juga lebih dikenal sebagai Prabu Pandita Hanyakrakusuma, dan bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman.

Pada masa Kekuasaan Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung inilah kerajaan Mataram berada pada puncak kejayaannya & berkembang dengan sangat pesat disegala bidang. Kerajaan Mataram semakin kuat dan makmur sampai akhirnya Sultan Agung dan digantikan oleh puteranya yaitu Amangkurat I pada tahun 1645.

Sejarah Keraton Yogyakarta Berawal Dari Perjanjian Giyanti

Masa kejayaan Kerajaan Mataram akhirnya mengalami kemunduran. Kejadian-kejadian yang berbau konflik perebutan kekuasaan dari dalam maupun luar istana akhirnya meruntuhkan Kerajaan Mataram. Hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh  VOC pada masa penjajahan Belanda.

Perebutan kekuasaan di Kerajaan Mataram ini berkahir dengan adanya Perjanjian Giyanti pada bulan Februari di tahun 1755. Pada Perjanjian Giyanti ini memutuskan untuk membagi kekuasan Kerajaan Mataram menjadi 2 yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Dan dalam perjanjian itu juga menetapkan Pangeran Mangkubumi sebagai Sultan di Kasultanan Yohyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Kira-kira satu bulan setelah terjadinya Perjanjian Giyanti tersebut, Sri Sultan Hamengku Buwono I yang pada saat itu tinggal di Pesanggrahan Ambar Ketawang mendirikan sebuah keraton di pusat kota Yogyakarta yang kita lihat sekarang ini sebagai pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta.

Sejarah Keraton Yogyakarta Dari Sisi Filosofi Dan Mitologi

Sejarah Keraton Yogyakarta yang panjang itu tentu saja membuat Keraton Yogyakarta tidak dibangun dengan begitu saja. Banyak sekali nilai-nilai folosofis yang ditanam dalam pembangunan Keraton Yogyakarta ini. Arsitektur Keraton Yogyakarta sendiri adalah Sri sultan Hamengku Buwono I yang merupakanseorang arsitek yang sangat hebat pada masanya.

Beliau tidak begitu saja merancang bentuk bangunan keraton, namun beliau benar-benar memikirkan dan menerapkan juga berbagai nilai kehidupan dalan arsitektur bangunan maupun letak keraton. Secara umum Keraton Yogyakarta sendiri dibangun dengan sangat strategis di antara 2 sungai besar yaitu Sungai Code di timur dan sungai Winongo di Barat. Selain itu juga terlatak dalam satu garis lurus antara Gunung Merapi di utara dan Laut Kidul di selatan yang tentu saja hal tersebut memiliki makna folosofis yang sangat dalam.

Masih banyak sekali nilai-nilai filosofis kehidupan yang terdapat pada arsitektur Keraton Yogyakarta mulai dari interior dan eksterior. Hal inilah yang membuat Sejarah Keraton Yogyakarta (Keraton Jogja) sangat menarik dan membuat Keraton Yogyakarta juga sebagai warisan budaya yang sangat bernilai di mata dunia.
Buka Setiap hari kecuali saat bertepatan dengan upacara Keraton 
Pkl  08.30 – 14.00 WIB (selain hari Jumat); 08.30 – 13.00 WIB (hari Jumat)
Tiket Rp. 5.000 (turis domestik); Rp. 12.500 (turis mancanegara)
Telp : 0274 - 378307


Museum Kereta Jogja
10. Museum Kereta di dalam kraton Yogyakarta
Keberadaaan Museum ini sudah dirintis pada masa kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono VII. Koleksi Museum ini ada yang berumur puluhan bahkan ada yang sudah ratusan tahun, dari beberapa kereta ini masih ada yang dipergunakan pada masa kini oleh pihak keraton, namun ada juga yang karena pertimbangan usia, kereta tersebut hanya dijadikan barang pusaka saja di keraton.
Masing-masing kereta diberi nama tersendiri oleh keraton. Dan setiap 1 suro atau 1 muharram menurut penanggalan jawa kereta yang termasuk kereta pusaka dimandikan atau istilahnya Jamasan.
Alamat : Jl. Kestalan Natawijayan, Kadipaten, Kraton, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Buka : 08.30 - 16.00
Tiket : Rp. 3.000 per orang + Rp. 1.000 per kamera




Museum Puro Pakualaman
 ꦥꦸꦫꦦꦑꦸꦲꦭꦩ꧀ꦩꦟ꧀
11. Museum Puro Pakualaman adalah sebuah istana kecil jika dibandingkan dengan Keraton Yogyakarta. Ini menunjukkan kedudukan kadipaten ini yang walaupun sebagai negara berdaulat sendiri di luar Kesultanan Yogyakarta namun tetap setingkat di bawahnya. Istana ini menghadap ke arah selatan (sekarang Jalan Sultan Agung). Di depannya juga terdapat sebuah tanah lapang kecil, Alun-alun Sewandanan. Masjid Besar Pakualaman terdapat di sebelah barat daya istana. Arsitektur masjid mirip dengan masjid raya kesultanan namun dalam skala lebih kecil dan sederhana. Di dalamnya juga terdapat mimbar dan maksura, tempat khusus untuk Pangeran Paku Alam, seperti yang juga terdapat di masjid raya kesultanan tersebut.

Istana ini diapit oleh jalan umum di sisi utara(Jl. Purwanggan), timur (Jl. Harjono), dan selatan (Jl. Sewandanan). Gerbang istana Paku Alaman terdapat di sisi selatan (gerbang utama) dan sisi utara (sudah ditutup, namun masih ada bekas-bekasnya). Konon dulu istana ini juga dikelilingi benteng baluwerti yang tidak beranjungan. Konon tembok tebal sepanjang dua puluh meter di sisi utara Jalan Sultan Agung sebelah timur pertigaan dengan Jalan Jagalan dipercaya sebagai bekas baluwarti tersebut. Gerbangnya konon terdapat di ujung selatan Jalan Gajah Mada.

Puro Paku Alaman masih menjadi tempat kediaman resmi Sri Paduka Paku Alam IX, yang juga wakil gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bagian yang dapat dilihat oleh umum adalah pendapa terdepan yang disebut dengan Bangsal Sewatama. Sementara itu, bagian yang terbuka untuk dimasuki umum hanyalah bagian Museum Puro Pakualaman.

Jl. Sultan Agung Yogyakarta 372161
Buka :
08.00 – 13.00 WIB (Senin – Kamis);
08.00 – 11.00 WIB (Jumat)
08.00 – 13.00 WIB (Sabtu – Minggu)
Tiket : Sukarela
Telp :  0274 – 372161


Museum Batik Jogja
12. Museum Batik Yogyakarta merupakan Museum keluarga Hadi Nugroho dan R. Ng.Jumima Dewi Sukaningsih ini dinyatakan sebagai museum batik pertama dan terlengkap di Yogyakarta pada tahun 1973 dan diresmikan pada tahun 1979. Museum ini menyimpan lebih dari 1.200 koleksi perbatikan yang terdiri dari 500 lembar kain batik tulis, 560 batik cap, 124 canting (alat pembatik), dan 35 wajan serta bahan pewarna, termasuk malam.
Koleksi museum ini terdiri berbagai batik gaya Yogyakarta, Solo, Pekalongan, dan gaya tradisional lainnya dalam bentuk kain panjang, sarung, dan sebagainya. Motifnya kebanyakan berupa motif pesisiran, pinggiran, terang bulan, dan motif esuk-sore.
Alamat : Jl. Dr. Sutomo 13A Bausasran
Buka Senin – Sabtu pk 09.00 – 15.00 WIB
Tiket Rp. 20.000 (turis lokal & mancanegara); Rp. 40.000 (pelatiahn membuat batik per jam)
Telp : 0274 – 562338
Web : Museumbatik.com


Museum Dewantara Kirti Griya
ꦩꦸꦱꦶꦪꦸꦩ꧀ꦢꦺꦮꦤ꧀ꦠꦫꦏꦶꦂꦠꦶ​ꦒꦿꦶꦪ)
13. Museum Dewantara Kirti Griya sebagai tempat penyimpanan benda-benda dan tulisan-tulisan bersejarah mempunyai nilai kultural yang tinggi dan menyimpan fakta sejarah yang mempunyai arti penting bagi generasi selanjutnya. Dengan melihat museum maka akan terbayang semua peristiwa masa lalu yang terekam di dalamnya. Nilai-nilai kultural dan semangat perjuangan tersebut diharapkan dapat menyentuh jiwa pengunjungnya sehingga tergerak untuk melestarikannya.
            Ide Ki Hadar Dewantara mendirikan museum Dewantara Kirti Griya bukan bertujuan untuk mengkulturkan diri, tetapi dimaksudkan agar melalui museum generasi muda akan dapat mempelajari, memahami dan kemudian mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara
Alamat : Jl. Taman Siswa No. 25 Yogyakarta
Buka  :
Pk. 08.00 – 13.00 WIB (senin – kamis), Pk. 08.00 – 11.00 WIB (Jumat),
Pk. 08.00 – 13.00 WIB (Sabtu)
Tiket
Rp. 1.000 (Pelajar), Rp. 2.000 (turis lokal),
Rp. 5.000 (turis mancanegara)
Telp : 0274 - 377459


Museum Monumen Pangeran Diponegoro "Sasana Wiratama"
14. Museum Monumen Pangeran Diponegoro "Sasana Wiratama" di Jl. HOS. Cokroaminoto, Tegalrejo, Yogyakarta adalah tempat Tinggal dan Sejarah Pangeran Diponegoro. museum ini dulunya merupakan rumah dari Pangeran Diponegoro sendiri. Pangeran Diponegoro sendiri merupakan bangasawan yang menjadi pahlawan bangsa ini melawan penjajahan Belanda pada tahun 1825- 1830, berkat jasa- jasa, perjuangan dan dedikasihnya tersebut museum wiratama ini didirakan untuk mengenang abadi beliau. Museum wiratama sendiri diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1969 oleh Jendral TNI (purnawiraman) Soeharto. Didalam museum ini terdapat banyak benda – benda sejarah peninggalan Pangeran Diponegoro, anda bisa mendapatkan pengetahuan lebih tentang beliau.
Alamat : Jl. HOS. Cokroaminoto, Tegalrejo, Yogyakarta
Buka  :  08.30 – 15.30 (Senin – Sabtu)
Tiket : Sukarela
Telp :  0274-622668


Gedung Mandala Bhakti Wanitatama
15. Museum Pergerakan Wanita merupakan perwujudan keinginan wanita Indonesia untuk mendirikan monumen yang menandakan kesatuan gerak dan langkah wanita Indonesia yang memiliki peranan penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Realisasi pendirian gedung tersebut dilandasi oleh cita-cita Kongres Perempuan Indonesia pertama pada tahun 1928 di Yogyakarta.
Yayasan Hari Ibu yang didirikan pada tanggal 15 Desember 1953 itu mendapat tugas untuk membangun monumen yang berwujud gedung ini. Berkat jasa almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku penasehat Yayasan Hari Ibu pada waktu itu, monumen dapat menempati lokasi yang strategis ini.
Adapun peletakan batu pertama dilaksanakan pada puncak acara peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia pada tanggal 22 Desember 1953.
Gedung yang pembangunannya dilaksanakan secara bertahap ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Desember 1983, dan didedikasikan untuk khususnya pergerakan wanita, dan masyarakat pada umumnya.
Alamat : Kompleks Mandala Bhakti Wanitatama, Alamatnya di Jl. Laksda Adisutjipto No. 88, Yogyakarta.
Buka
08.00 - 13.00 (Senin - Kamis)
08.00 - 12.00 (Jumat - Sabtu)
Tiket :
Umum                     : Rp.2000
Pelajar/Mahasiswa  : Rp.1000
Rombongan            : Harga Khusus
Telp :  0274-5878181513282548721

Museum Perjuangan Yogyakarta
ꦩꦸꦱꦶꦲꦸꦩ꧀ꦥꦼꦂꦗꦸꦮꦁꦔꦤ꧀ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦡ꧉
16. Museum Perjuangan Yogyakarta adalah salah satu penanda sejarah pentingnya Hari Kebangkitan Nasional yang diprakarsai oleh Dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908. Pada tanggal tersebut lahir sebuah pergerakan Budi Utomo yang didirikan beliau bersama dengan para mahasiswa STOVIA Jakarta yang dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Peringatan Setengah Abad Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 1958 di Yogyakarta telah memunculkan gagasan pendirian bangunan monumental yang memuat sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dari masa pergerakan nasional sampai dengan masa mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Sebagai tindak lanjut dari usulan ini, dibentuklah panitia Monumen Setengah Abad Kebangkitan Nasional yang tediri dari unsur DPRD, ABRI, Polisi, politikus partai cendekiawan serta  dan diketuai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Pembangunan diawali dengan pemasangan patok oleh Sri Paku Alam VIII pada tanggal 17 Agustus 1959 di halaman Ndalem Brontokusuman, Yogyakarta. Upacara pencangkulan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 1959 oleh Sri Paku Alam VIII, diakhiri dengan peletakkan batu terakhir pada tanggal 29 Juni 1961 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Pembukaan secara resmi dilaksanaan pada tanggal 17 November 1961 oleh Sri Paku Alam VIII.
Sejak tanggal 5 September 1997 Museum Perjuangan disahkan menjadi unit II dari Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pada tanggal 27 Mei 2006 Museum Perjuangan mengalami kerusakan akibat dari Gempa yang melanda Yogyakarta, kemudian untuk sementara ditutup untuk umum. Kemudian dilakukan pemugaran bangunan tahun 2007 dan selesai pemugaran dan kemudian dibuka untuk umum pada bulan juli 2008.
Alamat : Jl. Kolonel Sugiyono No. 24 Yogyakarta
Buka 08.00 – 14.00
Tiket : Rp. 15.000 (turis lokal & mancanegara); Rp. 10.000 (anak-anak)
Telp :  0274 - 387576
Web : perjuangan.museumjogja.org

Museum Pusat TNI AD "Dharma Wiratama"
17. Museum Pusat TNI AD "Dharma Wiratama" Museum TNI AD Dharma Wiratama berada di Jalan Jendral Sudirman dan menempati mantan gedung markas komando resirem Yogyakarta. Museum ini berisi koleksi alat-alat perang TNI AD ketika berjuang dahulu, mulai dari Tank Stuart MK I dan II buatan Amerika hingga samurai, golok, pistol, senapan, dan beragam senjata lainnya. Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat melihat display tiruan dapur umum pada zaman perang kala itu. Secara keseluruhan, museum ini menyimpan setidaknya 4289 koleksi benda.
Museum Pusat TNI Angkatan Darat “Dharma Wiratama” yang kini menjadi salah satu bagian dari Dinas Sejarah Angkatan Darat, adalah merupakan hasil validasi dari Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat pada tanggal 5 Nopember 2008, sesuai dengan Peraturan Kasad Nomor Perkasad/25/V/2008 tanggal 6 Mei 2008.Perintisan Museum Pusat TNI Angkatan Darat “Dharma Wiratama” ini telah dilakukan oleh Disjarahad sejak tahun 1956 di mana saat itu masih bernama SMAD (Sejarah Militer Angkatan Darat ), yang diharapkan dapat digunakan untuk menampung benda-benda koleksi perjuangan TNI Angkatan Darat.
Alamat : di Jl. Jend. Sudirman No. 75, Yogyakarta
Buka
Senin – Jumat 08.00 - 14.00
Sabtu – Minggu 08.00 - 14.30
Tiket : Sukarela
Telp : (0274) 561417
Web : wiratama.museumjogja.org


Museum Sasmitaloka Panglima Besar (Pangsar)
18. Museum Sasmitaloka Panglima Besar (Pangsar) dibangun pada tahun 1890, menempati gedung peninggalan Hindia Belanda, awalnya merupakan kediaman resmi Jenderal Sudirman semasa menjabat sebagai Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia. Sejak tanggal 30 Agustus 1982 gedung tersebut resmi dipakai sebagai museum Sasmitaloka Panglima besar Jenderal Sudirman. Terdiri atas bangunan induk dan dikelilingi bangunan lain di sayp kanan, kiri, dan belakang, dengan 350 koleksi benda peninggalan keluarga Pak Dirman, museum ini menjadi saksi perjalanan kehidupan Pak Dirman.
Koleksi museum tertata seperti pada masa hidup Pak Dirman, antara lain: tempat tidur berkelambu putih, dipan kuno, tempat sembahyang, mesin jahit, dan telepon tua, radio Philips, letaknya tidak mengalami perubahan. Patung lilin Pak Dirman mengenakan pakaian lengkap, mantel tebal dan ikatan kepala, duduk di kursi pojok ruang tidur. Aneka jenis senjata: samurai, senjata api Lee Enfeild, pisol Vickers, dan replika keris yang dipakai Pak Dirman saat bergeriliya, melengkapi koleksi museum ini.
Alamat : Jl. Bintaran Tengah, Gunungketur, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
Telp : (0274) 376663
Tiket : Sukarela
Buka : Selasa - Minggu 08.00 - 14.00

Museum Monumen Yogya Kembali - MONJALI
19. Museum Monumen Yogya Kembali sebuah museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang ada di kota Yogyakarta dan dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. MONJALI yang dibangun untuk memperingati peristiwa ditariknya tentara Belanda dari Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 , dan kembalinya Yogyakarta sebagai Ibukota RI pada tanggal 6 Juli 1949 ini telah banyak dikunjungi oleh generasi muda khususnya pelajar.
Alamat : Jl. Lingkar Utara, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta
Buka 08.00 – 16.00 (Selasa – Minggu)
Tiket Rp. 10.000
Telp :  0274-868225
Web : www.monjali-jogja.com

Tembi House of Culture
20. Museum Tembi (Rumah Budaya Tembi)
Desa tembi dahulunya merupakan salah satu dimana tempat ini merupakan tempat bagi abdi dalem katemben yang tugasnya menyususi anak anak dan kerabat raja. Maka desa ini kemudian dinamai dusun Tembi, d an masih ada pula yang menganggap  jika berkunjung kedusun ini akan mendapatkan kemuliaan bak raja pada zaman yang lalu karena latar belakang desa tersebut.
Museum Tembi Rumah Budaya adalah museum yang menyimpan benda-benda warisan budaya Jawa. Setiap bulannya digelar kegiatan rutin berupa pertunjukan tarian nasional dari sabang sampai merauke. Dan pertunjukan wayang dengan dalang local daearah Bantul.Selain menjadi salah satu paket kunjungan rumah budaya tembimuseum masih terdapat kegiatan tradisional berupa membajak sawah dengan sapi, membatik, bermain gamelan dan lainl-ain. Sedangkan sumber dana pengelolaan museum didapat dari dana pribadi pemilik museum serta para kolektor yang menitipkan barangnya dimuseum tersebut dan juga pendapatan dari restaurant, persewaan homestay, meeting room , galeri dan juga pendopo.
Alamat : Jl. Parangtritis Km 8,4, Bantul Dusun Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul
Buka
08.00 – 16.00 WIB (Senin – Jumat)
08.00 – 14.00 WIB (Sabtu)
Tiket : Rp. 15.000 (turis lokal & mancanegara); Rp. 10.000 (anak-anak)
Info :  0274 – 368000368004 (www.tembi.org)





1 2